Jumat, 09 April 2010

Pedagang Helm Panen

Helm SNI -Matahari sudah mulai condong ke barat. Namun, Heri Susanto masih tetap sibuk melayani pembeli yang menyerbu toko helmnya di sentra aksesori motor, Jalan Otista, Jatinegara, Jakarta Timur. Dengan lihai, dia menjual satu demi satu barang dagangannya yang tertata rapi. Sejak bulan lalu, sebagian besar helm yang dijual Heri sudah berubah dari biasanya. Helm-helm yang dijualnya sudah berlogo Standar Nasional Indonesia atau SNI. Kendati ada yang tidak SNI, itu jumlahnya sangat sedikit.

"Sekarang hampir semua helm yang saya jual berlogo Helm SNI. Hanya sedikit yang tidak berlogo SNI," tutur Heri, Jakarta, Rabu (7/4/2010).

Setelah Polda Metro Jaya memberlakukan wajib helm SNI kepada para pengemudi sepeda motor, dagangannya semakin laris manis. Helm SNI diserbu oleh para pembeli. Jumlah penjualannya juga meningkat setidaknya dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. "Kalau biasanya cuma 50 helm per hari, ini bisa 100 helm lebih," ujarnya. Peningkatan penjualan helm terjadi sejak dua bulan belakangan.

Kendati tidak murah, helm berlogo SNI asli ini tetap dicari pembeli. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai Rp 125.000 hingga mencapai Rp 1,75 juta.

Staf Ahli Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI), Thomas Lim, mengatakan bahwa penjualan helm secara keseluruhan di Indonesia justru mengalami penurunan sejak Desember 2009. "Kira-kira sih penurunannya antara 20 dan 25 persen, dari Desember sampai sekarang belum pulih. Itu untuk total ya, baik SNI maupun non-SNI," kata Thomas.

Menurutnya, surutnya penjualan helm terjadi karena bulan-bulan ini merupakan musim penerimaan siswa baru dan bayar sekolah. Karena keperluan itu, masyarakat memilih untuk tidak membeli helm. "Ini kan musim bayar sekolah, jadi enggak ada dana buat beli helm," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar